Selama beberapa minggu terakhir, Skystar Capital telah membahas berbagai gaya kepemimpinan berdasarkan konsep Goleman (2000) dan dapat diterapkan dalam startup. Pada artikel terakhir dari rangkaian tiga seri ini, kita akan membahas gaya kepemimpinan demokratis dan pelatihan untuk membangun tim yang bukan hanya lebih solid, namun inovatif, dan produktif.

Melalui, gaya kepemimpinan demokratis yang partisipatif dan pelatihan, seorang pemimpin dapat membawa startup ke tahap yang lebih jauh lagi. Hal ini karena model bisnis startup menyaratkan perkembangan ide-ide yang yang bukan hanya solutif, tapi juga menjawab kebutuhan target pasar (Daradkeh dan Mansoor, 2023). Demi mencapai hal tersebut, bukan saja membutuhkan tim yang kompeten, namun juga gaya kepemimpinan efektif yang mampu menavigasi proses kerja tim.

Kepemimpinan Demokratis: Raih Inovasi dan Kolaborasi di Startup

Apa Itu Kepemimpinan Demokratis?

Gaya kepemimpinan yang kerap disebut sebagai kepemimpinan partisipatif ini berfokus pada keterlibatan anggota tim dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin yang menganut gaya ini mengutamakan keterlibatan opini mayoritas tim dalam diskusi dan pemberian umpan balik. Khususnya di lingkungan startup yang mengedepankan inovasi dan fleksibilitas sehingga menciptakan budaya kerja yang inklusif, kolaboratif, dan saling bertanggung jawab.

Gunawan, dkk. (2024) mengungkapkan kepemimpinan demokratis dapat meningkatkan motivasi dan komitmen anggota tim, sekaligus menumbuhkan inovasi dan kreativitasnya. Dalam dunia startup yang dinamis, inovasi untuk terus bertumbuh diperlukan agar dapat bersaing dengan perusahaan besar yang cenderung stabil di pasar. Jika hanya mengandalkan inspirasi dari kepalanya sendiri, seorang pemimpin akan memiliki ide-ide yang minim untuk mengeksekusi rencana strategis. Akan tetapi, jika bersikap demokratis, pemimpin tersebut akan mendapat banyak ide beragam, unik, bahkan out of the box dari anggota tim yang berpeluang menambah laju startup untuk berkembang.

Dampak Kepemimpinan Demokratis terhadap Pekerja Muda di Startup

Startup yang saat ini didominasi oleh pekerja muda, menilai bahwa budaya kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap pemenuhan aspirasi karier mereka. Penelitian Deloitte (2024) menjelaskan bahwa mayoritas Gen Z (86%) dan milenial (89%) berorientasi pada tujuan karier. Artinya, setiap tugas yang mereka kerjakan, harus bermakna untuk keberlanjutan aspirasi karier mereka. Pada fase inilah, pemimpin demokratis dapat berkontribusi terhadap pengembangan keterampilan baru, sekaligus mendengar setiap aspirasi yang ada.

Meski memiliki dampak positif, gaya kepemimpinan ini juga tak luput dari kekurangan. Ambil contoh saat pengambilan keputusan, jika pemimpin tidak memiliki batasan tegas menentukan durasi kapan keputusan harus diterapkan, proses pengambilan keputusan dengan seluruh anggota tim akan berlangsung lama. Hal ini tentu menjadi hambatan jika solusi tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan cepat. Selain itu, potensi konflik juga akan muncul ketika banyak ide dan pendapat yang bergulir dan pemimpin kurang terampil dalam menavigasi semuanya dalam satu waktu. Di sinilah, pemimpin perlu memiliki keterampilan mediasi yang baik untuk mengatasinya.

Seperti yang disampaikan Rico Tedyono, Co-Founder & COO Komunal Indonesia, sekaligus kandidat Doktoral jurusan Pengembangan Manusia di Universitas Airlangga, bahwa kepemimpinan demokratis perlu mendengarkan aspirasi semua anggota tim tanpa memandang level jabatannya. Melalui program Komunal Young Force, Rico dan tim Komunal selalu mendapatkan ide-ide baru dari para pemagang yang mayoritas adalah pelajar di luar negeri dan seluruh penjuru Indonesia. 

Rico menambahkan hal penting dari gaya ini, “Democratic leadership itu pasti akan terhambat kalau kita gak punya timeline yang udah diatur di awal. Jadi, timeline is everything dan itu harus kita pegang kuncinya untuk segera dieksekusi.”

“Kalau terlalu demokratik dan terlalu akomodatif tanpa dibarengin dengan eksekusi, itu pasti akan jadi ide yang terpendam.”

Kepemimpinan Pelatih: Gali Potensi Tim dengan Inspirasi

Mengenal Kepemimpinan Pelatih

Dikenal sebagai kepemimpinan yang berorientasi pada pembinaan, gaya ini menekankan pada pengembangan individu dalam tim. Pemimpin akan bertindak sebagai mentor dan fasilitator dalam memperkaya keterampilan dan menggali potensi anggota tim. Mereka memberikan bimbingan, umpan balik konstruktif, dan dukungan relevan untuk membantu anggota tim mencapai kinerja yang optimal sekaligus pengembangan aspirasi karier. 

Kepemimpinan Pelatih dalam Lingkup Startup

Pemimpin dengan gaya ini mendukung proses perkembangan individu setiap anggota tim, melalui identifikasi kekuatan mereka Mäkelä, dkk. (2023). Misalnya, jika pemimpin tersebut melihat anggota timnya memiliki kekuatan menjalin relasi, ia akan memberikan tugas yang dapat memaksimalkan potensinya tersebut sehingga lebih berdaya. Tak jarang, penajaman kompetensi tertentu membuahkan perpindahan posisi lintas divisi (career switching). Ini sejalan dengan budaya startup yang fleksibel dan tuntutan yang dinamis yang memungkinkan individu belajar segala hal lebih cepat karena kebutuhan saat itu. Tentu proses ini perlu terjadi melalui persetujuan sang anggota tim sekaligus penyesuaian beban kerjanya. Selain itu, pemimpin juga akan terus mendampingi dan memberikan arahan yang jelas dan konstruktif dalam prosesnya. 

Lebih lanjut, penelitian Romão, dkk. (2022) menunjukkan pemimpin yang bertindak sebagai pelatih ini dapat meningkatkan motivasi, komitmen, dan kebahagiaan anggota tim. Hal ini karena, pemimpin tersebut memberikan ruang bagi anggota tim untuk berkembang sesuai aspirasi melalui identifikasi kelemahan serta kelebihannya secara periodik. Startup yang terkenal dengan tekanan kerja dan turnover yang tinggi, akan terbantu jika memiliki pemimpin dengan gaya ini. 

Seperti yang dilakukan Rico dengan tim Komunal, “Coaching leadership itu benar-benar secara pribadi gue pakai setiap minggu. Itu selalu ada yang namanya coaching ke team members. Tapi biar mereka diarahkan untuk bisa menjawab dengan mereka sendiri. Karena pada waktu mereka melakukan itu berarti inisiatifnya, internally, punya driving factor sehingga pas ngelakuin jadi suka rela dan suka cita.”

Hasilnya, Rico pun bisa menemukan pemimpin potensial yang kini menempati posisi-posisi direktur di Komunal. “Itu sangat terlihat pada waktu kita melakukan coaching leadership. Ternyata gak perlu promosi atau nunggu dua tahun. Setahun pun bisa jadi suatu fast track buat one individual kalau mereka diberikan coaching.”

Coach is not about hearing, coach is about active listening. As a leader, you don’t have to be the one who speak all the time, tapi kayak you have to benar-benar actively listen.”

Demikianlah kisah Komunal dalam proses penerapan gaya kepemimpinan dalam organisasinya sebagai bagian dari proses menjalankan bisnisnya lebih berkelanjutan. Pada akhirnya, semua bisnis adalah soal bagaimana kita mampu mengelola karyawan agar mencapai tujuan bisnis yang optimal. Hasil adalah bonus dari serangkaian proses adaptasi yang dilakukan oleh founder dalam menavigasi situasi eksponensial.

Bersama Skystar Capital, kami bertujuan untuk turut membantu para leader untuk berkontribusi sebagai katalis pertumbuhan. Dengan memanfaatkan jaringan kami yang luas di berbagai sektor–termasuk media, jasa keuangan, layanan kesehatan, perhotelan, dan pendidikan–kami siap menciptakan dampak positif untuk membantu memberdayakan startup dan memfasilitasi pertumbuhannya. 

Siap membawa startup ke level selanjutnya? Kirimkan proposal Anda di sini atau mulailah obrolan dengan kami melalui contact@skystarcapital.com!

Temukan kegiatan insightful lainnya dari Skystar Capital dengan mengikuti akun media sosial kami di LinkedIn dan Instagram.