Dalam beberapa tahun terakhir, fintech lending di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat, ditandai dengan peningkatan aset hingga 22% setiap tahunnya. Pesatnya pertumbuhan fintech lending didorong berbagai faktor, seperti tingginya permintaan akan pembiayaan yang mudah diakses, kemajuan signifikan dalam teknologi digital, serta kerangka regulasi yang mendorong inovasi dan perlindungan konsumen.
Populasi unbanked di Indonesia yang cukup besar, terutama di pedesaan, menjadi peluang fintech lending untuk terus tumbuh. Pada 2024, jumlah perusahaan fintech lending naik 4 kali lipat dibandingkan lima tahun lalu. Fintech lending berhasil menghadirkan alternatif menarik dengan memfasilitasi solusi kredit lebih cepat dan lebih mudah diakses untuk individu dan usaha kecil, yang selama ini kesulitan mendapatkan akses ke perbankan.
Peminat layanan fintech lending juga besar, ditandai dengan outstanding pinjaman yang terus meningkat. Demografi peminjam hampir berimbang antara laki-laki dan perempuan. Peminjam didominasi usia produktif dari generasi milenial (19-34 tahun) dan X (35-54 tahun). Kondisi ini menujukkan keberhasilan berbagai regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memastikan fintech lending aman dan terjamin.
Ke depan pasar fintech lending di Indonesia diperkirakan akan terus berkembang, didukung kemajuan teknologi, tingginya permintaan dari UMKM dan peminjam perorangan. Namun, ekspansi industri fintech lending tetap bergantung pada upaya membangun praktik pinjaman yang bertanggung jawab, serta kerangka kerja regulasi yang menyeimbangkan pertumbuhan dengan perlindungan peminjam.
Cek infografis di bawah ini!
Riset infografis ini adalah kolaborasi Skystar Capital dan tim Riset Harian Kompas