preload
preload

Pahami Perencanaan Keuangan untuk Pendiri Startup

Written by: Andreas DymasiusPublished on: 31 Oct 2022
img

Dalam melakukan perencanaan bisnis, proyeksi keuangan di masa depan haruslah optimis dan realistis. Tidak hanya itu, perencanaan ini juga harus didasari oleh ketelitian dalam mengamati pasar. Hal ini guna memberikan gambaran mengenai bagaimana perusahaan rintisan mengantisipasi pertumbuhan mereka nanti, dan memerhatikan risiko apa saja yang dapat terjadi.

Bagaimana pendiri merencanakan keuangan untuk bisnisnya kelak dapat memengaruhi perusahaan dalam mempekerjakan tim terbaik, hingga memperluas dan mengembangkan bisnis. Kendati tidak sepenting visi dan produk yang baik, perencanaan keuangan sangat penting untuk mewujudkan hal-hal baik ke depan.

Tidak peduli seberapa hebat ide bisnis, salah satu elemen penting untuk kesuksesan perusahaan rintisan adalah kemampuan pendiri untuk merencanakan keuangan yang cukup untuk memulai dan mengembangkan bisnis. Oleh karena itu, memahami kurva-S bisnis (S-curve business) menjadi salah satu hal yang dapat membantu pendiri. Kurva-S menentukan hampir semua hal dalam inovasi, strategi, dan rencana pertumbuhan.

Memahami Kurva-S untuk Pengembangan Bisnis

Kurva-S pada bisnis baru menggambarkan fase-fase organisasi yang berbeda dan menjadi ciri perusahaan yang berhasil dari waktu ke waktu. Menurut Edmondson (2020), kurva-S dianggap sebagai konsep paling penting dalam bisnis karena menggambarkan tiga fase umum dalam organisasi. Fase pertama adalah periode mencari tahu (figuring it out), yakni ketika perusahaan rintisan bereksperimen secara bebas dalam mencari formula mencapai kesuksesan.

Kemudian pada fase kedua, organisasi menggunakan formula kemenangan tersebut untuk memberikan nilai dalam dalam skala besar secara efisien. Lalu fase ketiga, yaitu merencanakan apa yang akan dilakukan setelahnya (devising what’s next) yang dilakukan untuk menggantikan formula sukses sebelumnya. Setiap perusahaan, terlepas dari jenis bisnis atau model bisnis (mis: SaaS, media, servis, dll), akan melalui siklus pertumbuhan dan kedewasaan yang dapat terprediksi melalui kurva-S bisnis.

Mengenal Titik Belok (Inflection Points) di Kurva-S

Titik yang paling menantang dalam kurva ini adalah titik belok (inflection points), di mana pertumbuhan bisnis dalam keadaan stagnan. Ini adalah situasi di mana perubahan harus dilakukan untuk mempertahankan pertumbuhan. Lalu, apa yang menyebabkan titik belok pada kurva-S? Ada beragam situasi dan kondisi yang menjadi penyebabnya, seperti kompetitor mengeluarkan produk unggulan dengan harga lebih rendah, penurunan minat terhadap produk unggulan, iklan yang tidak menyasar audiens yang tepat, atau bahkan adanya resesi

Terlepas dari sumber penyebabnya, penurunan titik ini adalah konsekuensi umum yang terjadi pada pertumbuhan dan pasar bebas. LaMarco (2018) menjelaskan bahwa keberhasilan sebuah bisnis bergantung pada kemampuan pendiri untuk mengenali inflection points dan mengambil langkah yang tepat untuk membawa bisnis ke jalur yang tepat dengan jenis dan jumlah kesempatan yang tepat untuk mendorong pertumbuhan selanjutnya.

Bagaimana jika pendiri tidak menyadari bisnisnya sedang berada pada inflection points? Ketika sebuah bisnis tidak disadari sedang berada pada inflection points, maka dapat membahayakan dan merusak siklus perusahaan. Bisnis tidak hanya berpeluang untuk kehilangan kesempatan berkembang secara strategis, tetapi juga dalam rencana operasional. Dengan demikian, perlu bagi pendiri untuk mengetahui cara mengenalinya dan mengantisipasi fase inflection points sebelum terjadi.

Mempertahan Kurva-S dan Bertahan dari Inflection Points

Ketika menghadapi inflection points, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh bisnis. Respon ini yang nanti akan menentukan apakah bisnis akan kembali berkembang, stagnan, atau bahkan mengalami kerugian, yaitu dengan berinovasi dan mengoptimalkan kesempatan.

Ketika bisnis berada pada titik jenuh, pebisnis perlu berproses dan beradaptasi dalam melayani pelanggan, atau berinovasi dengan memperluas penawaran produk dan layanan sehingga tersedia lebih banyak ruang untuk bertumbuh bagi perusahaan. Ketika pebisnis merasa puas dengan hasil yang telah ada dan menolak untuk berinovasi maka bisnis akan mengalami stagnasi. Begitu pula ketika menolak untuk bertindak ketika bisnis berada pada titik ini.

Lebih jauh, pebisnis dapat mencari solusi untuk masalah internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan, dan mengubahnya menjadi peluang untuk perusahaan bertumbuh. Inflection points dapat terjadi secara tiba-tiba atau berlarut-larut, dan respons terhadap perubahan ini bervariasi durasinya. Ketika perusahaan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahaan, pebisnis dapat mempertahankan momentum ini sehingga perusahaan akan terus tumbuh dalam jangka panjang.

Mendapatkan Pendanaan untuk Berinovasi dan Bertumbuh

Setelah memahami kurva-S, elemen penting lain untuk kesuksesan perusahaan adalah mendapatkan pendanaan untuk mendukung inovasi dan pertumbuhan bisnis. Namun, mengumpulkan dana biasanya membutuhkan waktu yang terkadang lebih lama dari perkiraan. Oleh karena itu, pendiri dapat meninjau opsi utama untuk mendapatkan pendanaan, salah satunya adalah pemodal ventura (venture capital).

Perusahaan rintisan yang sedang mencari pendanaan kerap kali beralih pada pemodal ventura, salah satunya karena memungkinkan pebisnis untuk mengubah ide menjadi produk dan layanan. Selain menyediakan modal, pemodal ventura juga memberikan bantuan strategis, mengenalkan dengan calon pelanggan, mitra, calon karyawan, dan masih banyak lagi dengan jaringan yang mereka miliki.

Namun, pendanaan dari pemodal ventura tidak mudah diperoleh. Pada umumnya hal ini dikarenakan, mereka melihat peluang pada perusahaan rintisan yang mengejar peluang besar dengan potensi pertumbuhan yang tinggi dan telah menunjukkan daya tarik, seperti perusahaan rintisan memiliki prototipe produk, pelanggan, dan lain-lain (Harroch, 2019). Oleh karena itu, sebelum mendekati pemodal ventura, pendiri perlu untuk mempelajari apakah fokus pemodal ventura sejalan dengan perusahaan dan tahap perkembangannya.

Selain itu, pendiri harus memahami bahwa pemodal ventura mendapatkan banyak tawaran untuk berinvestasi dari berbagai pihak. Cara terbaik untuk mendapatkan perhatian pemodal ventura adalah melalui salah satu rekan mereka atau kenalan profesional seperti sesama pengusaha. Lebih dari itu, pendiri juga harus memiliki “elevator pitch” yang baik dan kuat untuk menarik pemodal ventura.

Mendapatkan Pendanaan dari Pemodal Ventura (Venture Capital)

Investasi dari pemodal ventura adalah bentuk pembiayaan ekuitas. Pemodal ventura akan memberikan dana dengan imbalan mendapatkan posisi ekuitas di perusahaan. Pada umumnya, pembiayaan ekuitas (equity financing) digunakan oleh bisnis yang tidak dapat menggunakan pembiayaan utang (debt financing), seperti pinjaman bisnis dari lembaga keuangan.

Perusahaan rintisan harus memahami bahwa proses pendanaan dengan pemodal ventura dapat memakan waktu sebab ada beberapa langkah yang harus dilakukan, seperti melakukan pertemuan dengan prinsipal, presentasi kepada seluruh mitra pemodal ventura, diikuti dengan penerbitan perjanjian, dan akhirnya penyusunan dan negosiasi oleh pengacara dari kedua pihak untuk penyusunan dokumen legal dan bukti investasi.

Dengan mengetahui proyeksi keuangan dan memantaunya menggunakan kurva-S, pendiri dapat memperkirakan kemungkinan risiko yang muncul dan mencegah atau memperbaikinya. Dengan begitu, pendanaan melalui pemodal ventura dapat menjadi sumber pendanaan yang tepat untuk berkembangnya perusahaan.

 

(Penulis: Andreas Dymasius – Principal Analyst Skystar Capital | Skystar Capital – Venture Capital – membantu akselerasi bisnis rintisan yang berfokus pada pendanaan awal)