Saat ‘menjual’ atau presentasi ide bisnis (pitch) di hadapan calon investor dan pemodal ventura, pastikan pemaparan dilakukan dengan jelas, ringkas, tepat sasaran, serta dengan pembawaan yang menarik. Tentu Anda tidak ingin kehilangan kesempatan mendapatkan pendanaan hanya karena calon investor tidak memahami apa yang perusahaan Anda tawarkan, bukan?

Ide bisnis startup merupakan hipotesis yang menggambarkan tentang bagaimana sebuah perusahaan nantinya dapat bertumbuh dengan cepat. Ide startup ini juga harus mencakup tiga elemen penting di dalamnya, yakni permasalahan, solusi, serta konsep khusus. Mari bahas ketiga elemen utama dalam ide startup tersebut satu-persatu. 

Hal pertama adalah permasalahan. Sebuah ide bisnis umumnya selalu dimulai dengan tujuan untuk mengatasi masalah yang cukup berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari manusia. Permasalahan yang dimaksud harus memiliki karakteristik tertentu, misalnya berkaitan dengan hal-hal populer, sesuatu yang sedang berkembang, kebutuhan mendesak, harga pasaran mahal, hal yang wajib dimiliki dan sering dicari. Dengan kata lain, semakin banyak masalah yang relevan dengan masyarakat, maka peluang target pasar akan semakin luas. 

Setelah menemukan masalah yang ingin diatasi, maka tahap pengembangan ide bisnis selanjutnya adalah menemukan solusi yang tepat terhadap masalah itu. Umumnya, disebut juga dengan pemecahan masalah dengan metode pencarian atau Solution In Search of a Problem (SISP). Artinya, ide bisnis seharusnya tidak dimulai dari teknologi, melainkan harus dimulai dari adanya permasalahan. 

Selanjutnya, ide bisnis haruslah disertai dengan konsep yang berbeda serta unik. Keunikan ini disebut juga dengan insight, sebuah nilai tambah yang menguntungkan perusahaan, mulai dari faktor terkait siapa pendirinya, pasar yang dituju, proses akuisisi, hingga produk atau layanan yang ditawarkan. Hal tersebut akan menunjukkan adanya perkembangan perusahaan startup yang lebih pesat daripada perusahaan serupa lainnya.

Nyatakan Ide dengan Lugas

Ketika Anda sudah memiliki ide bisnis yang tepat, tugas berikutnya adalah memikirkan cara mengemas ide tersebut menjadi sebuah presentasi yang singkat, padat, tetapi tetap jelas. Ingat bahwa bukan ide bisnisnya saja yang perlu dipaparkan, tetapi Anda juga harus mengomunikasikan solusi dari perusahaan Anda  kepada para calon investor. 

Maka, guna meningkatkan kualitas presentasi, pastikan Anda tidak menggunakan cara penyampaian yang berbelit-belit. Sering kali para pengusaha startup menggunakan cara yang salah saat tahap pitching, misalnya dengan membombardir calon investor dengan bahasa pemasaran yang pada akhirnya tidak dapat menjelaskan produk atau layanan yang ditawarkan dengan baik. Dengan kata lain, langsung saja jelaskan inti atau dasar ide bisnis yang akan dijalankan. Ingat, perlakukanlah mereka sebagai calon rekan Anda, bukan sebagai konsumen.

Para investor sejatinya sudah ‘kebal’ terhadap bahasa pemasaran yang dilontarkan pengusaha. Mereka menganggapnya tak lebih dari sekadar suara bising (noise) saja. Justru yang perlu dipastikan adalah apakah mereka benar-benar paham ide usaha Anda, apakah tertarik dengan ide tersebut, dan bagaimana pandangan mereka terhadap anggota tim di perusahaan Anda.

Penting untuk menyatakan ide dengan jelas. Sebagai contoh, perusahaan Anda menawarkan produk berupa aplikasi seluler. Saat mempresentasikan ide, alih-alih mengatakan “Kami akan merevolusi dunia komunikasi digital melalui web sosial’’, sebaliknya gunakan kalimat sederhana yang jelas dan mudah dimengerti, misalnya “Kami menghadirkan aplikasi seluler untuk menunjukkan lokasi restoran terdekat yang banyak direkomendasikan penduduk lokal“.

Ciptakan Presentasi yang Mudah Dipahami

Sebelum orang tertarik dan mengingat ide Anda, tentu mereka harus terlebih dahulu memahami ide tersebut dengan saksama. Oleh karena itu bangunlah suasana presentasi dengan empat prinsip, yakni gunakan percakapan yang mudah dimengerti, hindari jargon, tidak berbelit, serta dapat diproyeksikan. 

  • Gunakan Percakapan Sehari-hari 

Calon investor Anda bisa saja memiliki latar belakang pendidikan, status sosial, dan usia yang berbeda-beda. Maka, gunakanlah bahasa atau istilah sehari-hari yang mudah dipahami banyak orang. Hal ini akan memudahkan orang lain mengingat serta menceritakan kembali ide Anda ke lebih banyak peminat berpotensi lainnya. Menggunakan banyak istilah yang asing di telinga mayoritas tidak membuat ide bisnis Anda terlihat menakjubkan. 

  • Hindari Jargon

Hindari istilah yang hanya digunakan atau dipahami oleh orang-orang di dalam industri perusahaan Anda. Hal ini mungkin saja akan membuat calon investor bingung dan akhirnya mengalihkan perhatian dari penjelasan yang Anda berikan sepanjang presentasi. 

  • Tidak Berbelit

Hindari kalimat pembuka yang terlalu panjang atau yang tidak dibutuhkan. Pada akhirnya, kalimat yang berbelit hanya akan menghabiskan waktu Anda tanpa mampu menyampaikan keseluruhan presentasi dengan langsung dan jelas.  

  • Dapat Diproyeksikan

Penjelasan Anda tentang ide bisnis kepada calon investor dapat dikatakan berhasil apabila mereka mampu menangkap gambaran atau membayangkan ide tersebut. Artinya, mereka paham betul dengan potensi pengembangan ide bisnis yang Anda sampaikan. Untuk memudahkan proses pemahaman itu, Anda perlu menyertakan masalah yang ditemukan, apa produk atau layanan yang dibuat, lalu menjelaskan siapa target konsumen Anda. 

Jika dirangkum, kunci utama dari keberhasilan presentasi ide bisnis atau pitch ditentukan oleh cara penyampaiannya. Calon investor akan sangat senang jika sebuah ide bisnis disampaikan dengan presentasi yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami.

Cara penyampaian ide dengan lugas ini juga dapat menjadi nilai tambah Anda dan tim di mata investor. Kepiawaian dalam mengomunikasikan ide bisnis menggambarkan kegigihan pebisnis dalam memahami produk dan tujuan perusahaannya. Artinya, sebagai perintis usaha, ia giat dalam belajar sekaligus berlatih mempresentasikan ide bisnis dan tujuan perusahaannya agar dapat diterima dan dimengerti oleh lebih banyak orang. 

Ada beberapa bentuk latihan yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa cara penyampaian Anda sudah jelas dan mudah dipahami. Salah satunya berlatih menjelaskan apa yang dilakukan startup Anda dengan dua kalimat kepada kerabat Anda di luar tim perusahaan. Pastikan mereka memahami penjelasan singkat itu serta mendapatkan gambaran tentang ide bisnis Anda. Ulangi ke beberapa orang berbeda untuk memastikan. 

Pada dasarnya, investor akan jauh lebih tertarik pada kemajuan yang dicapai startup dibandingkan ide-ide jenius yang muncul di awal (baca: idealis). Sebagian besar ide startup tidak dapat dikatakan bagus jika belum terealisasikan. Setelah investor memahami apa yang sedang Anda kerjakan, maka tugas selanjutnya adalah membuat mereka percaya bahwa ide dan keberlanjutan  perusahaan Anda adalah hal yang realistis. Ingat bahwa membangun sebuah bisnis adalah hal yang berbeda jauh dengan menjalankan bisnis.

(Penulis: Juvenco Pelupessy | Principal at Skystar Capital | Skystar Capital – Pemodal Ventura – membantu akselerasi bisnis rintisan yang berfokus pada pendanaan awal)