Dalam ekosistem yang dinamis, seperti lingkungan startup, kepemimpinan menjadi salah satu faktor penentu dalam menentukan arah dan keberhasilan perusahaan. Para pemimpin harus mempertimbangkan secara cermat bagaimana pengelolaan tim mereka dan menerapkan gaya kepemimpinan yang dianggap sesuai dengan kondisi perusahaan. Skystar Capital akan membahas enam jenis kepemimpinan dan artikel ini adalah yang pertama dari tiga rangkaian tulisan.

Menjadi seorang pemimpin bukanlah tugas yang mudah. Terlebih, setiap pemimpin memiliki karakteristiknya tersendiri sehingga terciptalah berbagai macam gaya kepemimpinan. Konsep ini dipelopori oleh Daniel Goleman, seorang psikolog dan penulis Emotional Intelligence (1995). Menurutnya, keenam gaya kepemimpinan memiliki pengaruh besar dalam iklim perusahaan dan kinerja anggota tim (Soetirto, dkk.,2023). Lebih lanjut, Akpanekong (2023) mengungkapkan bahwa kepemimpinan seseorang dapat mempengaruhi kinerja sebuah perusahaan, tak terkecuali startup.

Dua gaya kepemimpinan yang akan dibahas adalah kepemimpinan koersif dan kepemimpinan otoritatif. Meskipun keduanya memiliki kesamaan dalam penggunaan kekuasaan, pendekatan dan dampaknya pada budaya perusahaan dan kinerja tim bisa sangat berbeda. Kepemimpinan otoritatif, yang seringkali dipandang memberikan arah yang jelas namun memberi ruang untuk kreativitas, cukup kontras dengan kepemimpinan koersif yang lebih menekan dan hanya mendengar arahan dari sang pemimpin saja.

Kepemimpinan Koersif: Kontrol Ketat untuk Hasil Cepat

Apa itu Kepemimpinan Koersif?
Kepemimpinan koersif adalah gaya kepemimpinan yang dikenal keras karena memiliki karakteristik kontrol ketat dan pengawasan yang tegas. Pemimpin yang menerapkan gaya ini cenderung menggunakan ancaman, paksaan, atau konsekuensi untuk mengelola anggota timnya. Sehingga keterlibatan tim untuk berpendapat sangatlah minim.

Mengapa Gaya Kepemimpinan Ini Kontroversial?
Jika menilai dari karakteristiknya, sebagian dari pekerja masa kini–71 % Gen Z yang melek terhadap isu ketenagakerjaan dan kesehatan mental– akan memilih untuk menghindari pemimpin seperti ini. Hal ini menurut Witte (2024), mayoritas dari pekerja muda lebih menyukai pemimpin yang memberi mereka ruang untuk turut ‘memimpin’. Dan, di waktu seperti inilah mereka akan mendapat banyak pembelajaran dan apresiasi yang bermanfaat dalam perjalanan karier mereka. Itulah alasan mayoritas pemimpin startup jarang menggunakan gaya kepemimpinan ini dalam jangka waktu lama.

Kapan Kepemimpinan Koersif Diperlukan?
Akan tetapi, terlalu dini menilai kepemimpinan koersif sebagai gaya kepemimpinan yang buruk juga tidaklah tepat. Berdasarkan penelitian Landa dan Tyson (2017), ada saatnya seorang pemimpin harus berani menggunakan wewenangnya dengan tegas saat situasi sedang kritis. Dalam lingkungan startup yang cepat dan dinamis, seperti ketidakpastian finansial, pandemi, atau perubahan kebijakan, dan kondisi pasar yang cepat. pemimpin dengan gaya ini memastikan bahwa anggota tim mematuhi prosedur dan standar yang ditetapkan.

Juvenco Pelupessy, Principal Skystar Capital membagikan pengalamannya, “Sebagai mantan founder, setiap kepemimpinan yang efektif memerlukan kelincahan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan setiap situasi unik. Saya pernah berada dalam situasi di mana startup saya sedang dalam krisis besar. Saya harus menerapkan kepemimpinan koersif untuk memastikan semua orang bergerak dalam arah yang sama, dan semoga, arah yang benar.”

“Pengalaman ini pada akhirnya mengajarkan saya bahwa kepemimpinan bukan hanya soal mengarahkan, tetapi juga memberdayakan dan menginspirasi orang lain untuk tumbuh dan berkembang.”

Kepemimpinan Otoritatif: Menginspirasi Melalui Visi dan Arahan

Mengenai Kepemimpinan Otoritatif
Kepemimpinan otoritatif adalah gaya kepemimpinan yang memberikan arahan yang jelas namun memberi ruang bagi kreativitas dan inovasi. Pemimpin yang otoritatif cenderung menjadi visioner yang dapat menginspirasi dan memotivasi tim mereka untuk mencapai tujuan bersama.

Mengapa Gaya Ini Dianggap Efektif?
Hal tersebut selaras dengan penelitian Goleman (2000), bahwa authoritative leadership memiliki dampak positif tertinggi dibandingkan gaya lainnya. Hal ini ditunjukkan melalui metrik kinerja yang baik, inovasi, dan kepuasan kerja anggota tim. Gaya kepemimpinan ini sangat efektif dalam situasi di mana visi yang jelas dan inspirasi diperlukan untuk memandu tim. Pemimpin authoritative menetapkan tujuan akhir dan memberikan kebebasan kepada anggota tim untuk menentukan cara terbaik mencapainya. Setiap anggota tim merasa diberdayakan untuk mengambil risiko. Pendekatan ini menghargai otonomi dan kesempatan tim untuk berkontribusi secara signifikan. Hasilnya pun berkorelasi langsung dalam mendorong pertumbuhan individu dan loyalitas sekaligus tercapainya tujuan perusahaan.

Bahkan, Geraldine Oetama, Partner di Skystar Capital, mengungkapkan gaya kepemimpinan ini memiliki dampak positif dalam mencapai visi sebuah startup yang masih berada dalam situasi berisiko tinggi, “Kepemimpinan otoritatif mengajak seluruh tim untuk mencapai satu visi yang sama. Bahkan dalam menghadapi kegagalan, pemimpin otoritatif akan mengevaluasi berbagai hal untuk memastikan atau meminimalisir risiko agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali.”

“Kepemimpinan ini bersifat kolaboratif, tidak memaksakan, dan proaktif.”

Terlepas dari dampak positifnya, kepemimpinan otoritatif juga memiliki tantangan. Harvard Business School (2019) mencatat bahwa meskipun terdapat kebebasan yang diberikan kepada anggota tim untuk berkreasi, seorang pemimpin juga harus bersikap tegas menerapkan batasan. Mungkin hal ini akan lebih menantang bagi para pemimpin muda dengan rekan kerja yang berusia jauh di atas mereka. Ditambah lagi, setiap inovasi anggota tim yang tidak memenuhi ekspektasi, akan memberikan beban lebih di pundak pemimpin tersebut. Namun, bagaimanapun juga itulah tugas seorang pemimpin.

Dalam artikel-artikel mendatang, kami akan mengeksplorasi gaya-gaya kepemimpinan lainnya dan dampaknya pada startup, memberikan wawasan tentang gaya mana yang cocok untuk berbagai lingkungan dan situasi perusahaan.

Bersama Skystar Capital, kami bertujuan untuk turut membantu para leader–dengan karakteristik mereka yang unik–jika ingin berkontribusi sebagai katalis pertumbuhan. Dengan memanfaatkan jaringan kami yang luas di berbagai sektor–termasuk media, jasa keuangan, layanan kesehatan, perhotelan, dan pendidikan–kami siap menciptakan dampak positif untuk membantu memberdayakan startup dan memfasilitasi pertumbuhannya.

Siap membawa startup ke level selanjutnya? Kirimkan proposal Anda di sini atau mulailah obrolan dengan kami melalui contact@skystarcapital.com!

Temukan insight dan aktivitas menarik Skystar Capital lainnya dengan mengikuti media sosial kami di LinkedIn dan Instagram.