Dalam topik “Behind the Fund” kali ini, kami mengeksplorasi salah satu portofolio kami, yaitu JULO, sebuah perusahaan fintech yang memberikan dampak signifikan dalam industri keuangan digital di Indonesia. JULO tidak hanya menawarkan layanan keuangan yang memudahkan akses kredit bagi masyarakat, tetapi juga menerapkan budaya kerja yang menghargai dan inklusif.
Baru-baru ini, JULO berhasil meraih penghargaan Employer of the Year dari Asia Fintech Award pada Agustus 2024, mengukuhkan komitmennya terhadap nilai-nilai diversity, equity, dan inclusivity (DEI). Kami berbicara dengan Adam Kurniawan Rumanda, Corporate Communications JULO, dan Sri Adhityo, Head of People & Corporate Services JULO, untuk memahami bagaimana pendekatan ini memberikan dampak yang besar bagi JULO dan timnya.
Mengapa Menghormati Rekan Penting di Startup?
Dalam lingkungan kerja yang kolaboratif, rasa hormat antar rekan adalah elemen penting untuk mendorong produktivitas dan kesejahteraan tim, terlebih di startup. Menurut penelitian, rasa hormat tidak hanya meningkatkan hubungan interpersonal, tetapi juga mempengaruhi kinerja kerja secara keseluruhan. Studi dari Nelson dkk. (2019) dan Porath dkk. (2015) menunjukkan bahwa ketika seseorang merasa dihargai, mereka lebih termotivasi untuk berkontribusi secara maksimal, sementara perilaku tidak menghormati dapat menurunkan motivasi dan kinerja tim.
Hal ini juga berlaku dalam konteks startup yang seringkali mengalami tekanan tinggi untuk berinovasi dan berkembang. Ketika tekanan meningkat, mudah bagi tim untuk lupa akan pentingnya interaksi yang positif. Namun, di JULO, penghargaan terhadap setiap individu adalah prioritas. Kebijakan Work From Anywhere (WFA), misalnya, memungkinkan tim untuk bekerja dari luar negeri, seperti Finlandia, demi menyeimbangkan kebutuhan pribadi dan profesional mereka.
Studi Kasus: JULO dan Praktik DEI di Startup
JULO telah menerapkan berbagai inisiatif DEI untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Mulai dari penerapan blind recruitment yang menghilangkan informasi terkait gender dan etnis kandidat, hingga kebijakan paid time off bagi tim ekspatriat untuk merayakan hari raya keagamaan yang tidak termasuk dalam hari libur nasional. Inisiatif lainnya adalah menyediakan ruang laktasi bagi ibu bekerja dan opsi menu vegetarian dalam acara perusahaan, menunjukkan perhatian JULO terhadap kebutuhan setiap pekerjanya.
Selain kebijakan internal, JULO juga berpartisipasi aktif dalam komunitas. Melalui program seperti “Women in Tech” JULO mendukung peningkatan kemampuan profesional, khususnya bagi perempuan yang ingin berkarier di bidang teknologi. Tak hanya itu, JULO secara rutin mengadakan seminar, webinar, dan workshop dengan melibatkan tim JULO dan para ahli sebagai pembicara atau mentor di komunitas tech dan kampus-kampus. Inisiatif ini tidak hanya bermanfaat bagi peserta, tetapi juga menunjukkan kepedulian JULO terhadap pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
Peran Pemimpin dalam Mendorong Budaya Menghormati
Budaya kerja yang menghargai setiap individu membutuhkan komitmen dari pemimpin di setiap level organisasi. Leaders di JULO dibekali dengan gaya kepemimpinan yang mengedepankan prinsip “Doing the Right Thing”, yaitu keseimbangan antara performa kerja dan kenyamanan tim adalah prioritas utama. Pemimpin diharapkan memiliki kecerdasan budaya yang tinggi, mampu beradaptasi dengan perbedaan, dan berkolaborasi secara efektif untuk membangun kepercayaan antar anggota tim. Sekaligus, membantu pengembangan talenta, perencanaan suksesi, serta menarik calon pelamar yang memiliki aspirasi serupa dengan nilai-nilai perusahaan.
Selain itu, leaders di JULO dipilih karena kesesuaian dengan nilai-nilai utama, seperti ‘Integrity,’ yang menekankan prinsip etika, transparansi, dan akuntabilitas. Mereka juga harus menjadi ‘Team Player’ yang mampu memanfaatkan kolaborasi untuk mencapai tujuan tim. Pemimpin di JULO mendukung inklusivitas dengan menyadari bias, mempertimbangkan sudut pandang beragam dalam pengambilan keputusan, dan berkolaborasi untuk menciptakan rasa saling menghormati. Tak hanya itu, kecerdasan budaya juga penting, karena pemimpin harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan tim yang beragam dan membangun kepercayaan untuk menghadapi tantangan bersama.
Adam Kurniawan Rumanda pun menegaskan, “Di JULO, pemimpin yang mendukung inklusivitas memiliki kesadaran akan bias mereka sendiri dan secara aktif mencari dan mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda dalam mengambil keputusan dan berkolaborasi lebih efektif dengan orang lain, menurut kami hal ini dapat membangun kesepahaman dan rasa saling menghormati antara satu sama lain di dalam tim.”
Dampak Positif Terhadap Kinerja Perusahaan
Budaya menghargai setiap individu di JULO terbukti membawa manfaat besar, baik untuk tim maupun perusahaan secara keseluruhan. Sri Adhityo menunjukkan bahwa hasil survei kepuasan tim menunjukkan angka 72%, yang mencerminkan tingkat kepuasan tinggi terhadap upaya perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang suportif. Dari sisi pertumbuhan, jumlah tim meningkat pesat hingga 18,60% pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, mengindikasikan daya tarik JULO sebagai tempat kerja yang inklusif.
Sri Adhityo menambahkan, “Kami melihat nilai perusahaan yang kami pegang dan budaya yang kami bangun di JULO telah membangun lingkungan kerja yang beragam dan inklusif di mana setiap individu diperlakukan secara setara, tanpa memandang jenis kelamin, etnis, agama, ras, atau atribut pribadi lainnya.”
Keberagaman tim yang ada di JULO juga berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja. Dengan latar belakang yang beragam, tim lebih mudah dalam menghasilkan solusi inovatif untuk masalah yang dihadapi. Perspektif yang berbeda dalam tim mampu mendorong kreativitas, pengambilan keputusan yang lebih baik, dan penyelesaian masalah yang lebih efektif. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menghargai keberagaman dan inklusivitas tidak hanya meningkatkan kinerja internal, tetapi juga reputasinya di industri fintech.
Tantangan dalam Menerapkan Budaya Saling Menghormati
Walaupun manfaat dari menghormati rekan kerja sangat jelas, menerapkannya tidak selalu mudah, terutama di dunia startup yang dinamis. Tantangan terbesar adalah tekanan tinggi yang dapat membuat fokus pada aspek interpersonal terkadang terabaikan. Selain itu, beberapa individu mungkin memandang bahwa pendekatan yang lebih tegas atau keras lebih efektif dalam memimpin tim.
Namun, bagi JULO, menghargai setiap anggota tim adalah keharusan. Budaya kerja yang inklusif dan menghormati setiap individu terbukti mampu meningkatkan kinerja dan kolaborasi; dua hal yang krusial untuk sukses dalam industri yang cepat berubah.
Tantangan bukan berarti akhir dari segalanya karena terus berupaya mengembangkan budaya diversity, equity, dan inclusivity (DEI) memberikan hasil yang tidak dapat diremehkan. Karena, menurut Sri Adhityo, keberagaman membantu menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan inovatif, sementara inklusivitas menurunkan tingkat turnover hingga 13%. Hal ini menunjukkan bahwa tim JULO merasa dihargai dan nyaman bekerja di perusahaan yang menerapkan DEI. Hasilnya adalah peningkatan loyalitas, produktivitas, dan reputasi yang positif.
Skystar Capital, sebagai investor JULO terus berkomitmen untuk membantu startup mencapai potensi maksimalnya dengan mendukung budaya kerja yang saling menghormati. Edward Gunawan, Managing Partner Skystar Capital mengungkapkan bahwa, “Salah satu alasan kami berinvestasi di JULO adalah selain solusinya yang menurut kami bisa menggerakkan perekonomian masyarakat, namun juga dedikasi founder dan timnya yang luar biasa dalam mendorong inovasi sehingga produknya juga berkembang sesuai kebutuhan. Selamat atas pencapaian ini.”
Di Skystar Capital, kami bangga menjadi pendukung pertama bagi para visioner. Dengan keahlian lokal yang mendalam dan jaringan luas di pasar Indonesia, kami siap mendukung solusi inovatif Anda untuk mendorong kemajuan Indonesia. Kirimkan proposal bisnis Anda di sini!
Ikuti juga akun media sosial kami LinkedIn, YouTube, dan Instagram untuk mendapatkan update terbaru!