Blockchain telah menjadi kata kunci yang mewakili perkembangan teknologi dalam satu dekade ini. Melesatnya blockchain pada masyarakat global tidak lepas dari keberhasilan cryptocurrency pertama di dunia, yaitu Bitcoin. Keberhasilan Bitcoin tersebut dimulai dengan penemuan blockchain oleh Satoshi Nakamoto (nama samaran) di tahun 2008. Sejak saat itu, pengaplikasian dan pengembangan blockchain terus berlanjut.

Pada beberapa tahun terakhir, kepopuleran blockchain telah meningkat, baik dari segi supply maupun demand. Pada segi supply dapat dilihat dari total insinyur yang mengembangkan blockchain di seluruh dunia tumbuh sebesar 78 persen per Juni 2022. Sementara pada segi demand, hampir 700 juta transaksi sudah dilakukan dalam sistem jaringan blockchain dan BCG (Boston Consulting Group) memperkirakan total pengguna cryptocurrency akan mencapai 1 miliar pada tahun 2030. Akan tetapi, baru-baru ini muncul gejolak terhadap lanskap ekosistem blockchain akibat dari pengambilan risiko yang berlebihan dan kurangnya regulasi penggunaan blockchain.

Walaupun begitu, mengingat seluruh keunggulan yang dimiliki oleh blockchain, sistem dan teknologi yang mendasari blockchain akan tetap tangguh dan revolusioner. Segala peluang dan potensi pada blockchain juga akan tetap terbuka untuk dieksplorasi. Itu sebabnya penting untuk memahami blockchain secara mendasar dan aplikasi apa saja yang telah memanfaatkannya.

Berikut adalah empat karakteristik blockchain.

1. Immutability

Immutability dalam blockchain, yaitu kemampuan penyimpanan data yang tidak dapat diubah, dihapus, dan dihancurkan. Sistem penyimpanan ini juga menggunakan jaringan peer to peer yang setiap aksesnya membutuhkan konsensus dari setiap pengguna yang terhubung. Akibatnya, apabila ada pihak luar ingin mengubah, menghapus, dan menghancurkan data, maka dia harus meretas seluruh gawai atau perangkat secara bersamaan. Inilah mengapa, data yang disimpan dalam sistem blockchain mendapat julukan immutable dan tamper-proof.

2. Security

Security adalah sistem keamanan penyimpanan data blockchain yang berdasarkan keterhubungan antarblok dengan setiap bloknya memiliki kode kriptografi yang unik, beragam, dan sifatnya pribadi. Setiap ada penambahan data, maka akan secara otomatis diverifikasi oleh jaringan pengguna antarblok untuk memastikan bahwa setiap data yang diakses atau ditambah dilakukan oleh pengguna yang terdaftar, bukan pihak luar. Karena proses verifikasi dilakukan terus-menerus oleh jaringan pengguna, blockchain sulit diretas. Sistem blockchain ini juga dapat melacak dan mengenali sesuatu yang mencurigakan apabila ada peretas yang mencoba mengakses, mengubah, dan menghapus data yang disimpan, sehingga terjamin keamanannya.

3. Transparency

Transparency adalah karakteristik blockchain yang memfasilitasi, baik perusahaan maupun mitra bisnis, atas keterbukaan terhadap segala akses data yang terdesentralisasi. Oleh karena itu, sebuah instansi, lembaga, atau individu yang telah terdaftar sebagai mitra dalam sistem jaringan blockchain dapat mengakses data yang dikehendaki dan setiap aksesnya akan tercatat secara otomatis. 

Setiap mitra yang terdaftar dalam sistem jaringan blockchain membutuhkan validasi konsensus satu sama lain, sehingga setiap akses data atau transaksi yang dilakukan harus melalui persetujuan dari setiap mitra bisnis atau anggota dalam jaringan.

Itu sebabnya, meskipun Bitcoin tidak membutuhkan pihak ketiga, semua transaksi–baik yang legal maupun ilegal–dapat dilacak dan dikenali.

4. Decentralization

Decentralization atau desentralisasi adalah salah satu karakteristik blockchain yang tidak memerlukan kehadiran pihak ketiga untuk setiap transaksi atau akses terhadap suatu data. Hal ini dapat terjadi karena sistem blockchain menggunakan jaringan peer to peer dan smart contract. Dengan smart contract, setiap transaksi yang dilakukan akan transparan, didokumentasikan oleh sistem blockchain, dan akan dilaksanakan secara otomatis (self-executing) setelah syarat dan kondisi dalam kontrak antarmitra terpenuhi. Karena dalam jaringan peer to peer dan fitur smart contract, pengguna tidak membutuhkan pihak ketiga seperti bank atau perantara, sehingga transaksi menjadi lebih sederhana dan efisien. 

Karakteristik blockchain ini juga memungkinkan pengguna untuk melakukan akses secara simultan dari berbagai lokasi, selama memiliki jaringan dan tervalidasi, dengan setiap aksesnya akan dicatat secara otomatis oleh sistem blockchain yang disebut juga sebagai Distributed Ledger Technology (DLT).

Keempat karakteristik tersebut memantik pemanfaatan dan pengembangan fitur blockchain secara lebih lanjut. Lantas, apa saja wujud pengaplikasian blockchain?

Berikut adalah beberapa contoh wujud pengaplikasian blockchain.

Cryptocurrency 

Cryptocurrency adalah mata uang digital yang mengimplementasikan blockchain sebagai sistem jaringannya, sehingga cryptocurrency tidak memiliki bentuk fisik. Karakteristik cryptocurrency sendiri menyerupai mata uang tradisional yang memiliki nilai tukar dan berfungsi sebagai alat transaksi. Dua cryptocurrency yang paling ternama adalah Bitcoin (BTC) yang ditransaksikan pada platform Bitcoin blockchain dan Ether (ETH) yang ditransaksikan pada platform Ethereum blockchain. Sebagai cryptocurrency, keduanya menggunakan blockchain sebagai sistem jaringannya, sehingga transaksi dapat dilakukan secara daring tanpa perlu perantara dari pihak ketiga, seperti bank atau institusi keuangan lainnya.  

NFT

Non Fungible Tokens atau NFT merupakan aset investasi digital yang mengimplementasikan blockchain dalam sistem transaksi dan kriptografinya. Akan tetapi, NFT tidak seperti cryptocurrency yang memiliki karakteristik seperti uang tradisional.  NFT merupakan aset digital yang wujudnya dapat berupa apa pun, seperti karya seni, lukisan, puisi, dan lainnya. Dengan penggunaan blockchain, setiap aset NFT disertakan dengan copyright agar creator NFT selalu dapat diidentifikasi. NFT juga memanfaatkan fitur smart contract yang memiliki karakteristik self-executing, sehingga creator akan secara otomatis memperoleh royalti untuk setiap NFT yang sukses ditransaksikan di pasar. 

Salah satu yang telah memanfaatkan NFT adalah majalah TIME yang menjual konten majalah digitalnya dalam bentuk NFT. Dikutip dari Kompas.id, setiap NFT yang dijual TIME dihargai 0,1 ETH (Ethereum) yang pada awal tahun 2022 nilainya setara dengan 310 dolar AS. 

Decentralized Finance 

Decentralized finance (DeFi) adalah sistem jaringan blockchain dalam lingkup keuangan yang memanfaatkan desentralisasi data. Dengan DeFi, perusahaan atau pengguna dapat mengelola keuangan atau melakukan transaksi bisnis secara lebih cepat, bebas, efektif, dan murah karena tidak diperlukannya pihak ketiga sebagai perantara.

Hadirnya blockchain memberikan berbagai peluang yang signifikan dalam dunia bisnis, seperti Bank Permata yang menggunakan platform Contour, sebuah platform yang menyediakan teknologi transaksi dalam blockchain.

Dalam kerja sama ini, Bank Permata dapat menciptakan trade finance yang lebih efektif, efisien, dan aman, sehingga nasabah Bank Permata sebagai pemilik usaha dapat terbantu untuk meningkatkan kualitas dan mengembangkan usahanya.

Contohnya adalah penerbitan letter of credit (LC) PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Bank Permata melakukan kerja sama dengan Bangkok Bank PLC dengan menggunakan blockchain untuk menerbitkan LC tersebut. Akibatnya, proses penerbitan LC yang biasanya memakan waktu lama dapat diselesaikan jauh lebih singkat saat teknologi blockchain digunakan dan prosesnya dapat dimonitor secara end to end.

Walaupun penggunaan blockchain yang terlihat sekarang masih berada di tahap sangat awal, teknologi blockchain sendiri mempunyai fitur yang sangat berharga dalam perkembangan teknologi. Itulah mengapa, seiring perkembangan dan pemakaian teknologi blockchain, ke depannya blockchain mampu merevolusi industri dan segala bidang kehidupan manusia.

 

(*Penulis: Jessica Elvina – Analyst Skystar Capital | Skystar Capital – Venture Capital – membantu akselerasi bisnis rintisan yang berfokus pada pendanaan awal)